by erica goldson.
“Saya lulus, Seharusnya saya
menganggapnya sebagai sebuah
pengalaman yang menyenangkan,
terutama karena saya adalah lulusan
terbaik di kelas saya.
Namun, setelah direnungkan, saya
tidak bisa mengatakan kalau saya
memang lebih pintar dibandingkan
dengan teman-teman saya.
Yang bisa saya katakan adalah kalau
saya memang adalah yang terbaik
dalam MELAKUKAN APA YG
DIPERINTAHKAN GURU kepada saya
dan juga dalam hal MENGIKUTI
SISTEM YANG ADA.
Di sini saya berdiri, dan seharusnya
bangga bahwa saya telah selesai
mengikuti periode indoktrinasi ini.
Saya akan pergi, di musim dingin ini
dan menuju tahap rencana berikut
yang akan datang kepada saya,
setelah mendapatkan sebuah
dokumen kertas yang mensertifikasik
an bahwa saya telah sanggup
bekerja.
Tetapi saya adalah seorang manusia,
seorang pemikir, pencari pengalaman
hidup – BUKAN SEORANG PEKERJA.
Pekerja adalah orang yang terjebak
dalam pengulangan, seorang budak di
dalam sistem yang mengurung
dirinya.
Sekarang, saya telah berhasil
menunjukkan kalau saya adalah
budak terpintar. Saya melakukan apa
yang disuruh kepadaku secara sangat
baik.
Di saat orang lain duduk melamun di
kelas dan kemudian menjadi seniman
yang hebat, saya duduk di dalam
kelas rajin membuat catatan dan
menjadi pengikut ujian yang
terhebat.
Saat anak-anak lain masuk ke kelas
lupa mengerjakan PR mereka karena
asyik membaca hobi-hobi mereka,
saya sendiri tidak pernah lalai untuk
selalu mengerjakan PR saya. Saat
yang lain menciptakan musik dan
lirik, saya justru mengambil ekstra
SKS, walaupun saya tidak
membutuhkan itu.
Jadi, saya penasaran, apakah benar
saya ingin menjadi lulusan terbaik?
Tentu, saya pantas menerimanya,
saya telah bekerja keras untuk
mendapatkannya, tetapi apa yang
akan saya terima nantinya? Saat saya
meninggalkan institusi pendidikan,
akankah saya menjadi sukses atau
saya akan tersesat dalam kehidupan
saya?
Saya tidak tahu apa yang saya
inginkan dalam hidup ini. Saya tidak
memiliki hobi dan tujuan yg jelas,
karena semua mata pelajaran
hanyalah sebuah pekerjaan dan
kewajiban untuk belajar, dan saya
lulus dengan nilai terbaik di setiap
subjek hanya demi untuk lulus,
memenuhi keinginan orang lain,
sekolah dan mungkin orang tua saya,
bukan untuk belajar dalam arti yg
sesungguhnya.
Dan jujur saja, sekarang saya mulai
ketakutan…….”
Tayangan Video Pidato tersebut dapat
juga di lihat di sini :
http://americaviaerica.blogspot.com/
p/speech.html
http://ayahkita.blogspo
t.com/2013/04/pidato-anak-sma-yg-
menggetarkan-dunia.html